Skip to main content

Patih Gajah Mada dan Peranannya dalam Mempersatukan Nusantara



Oleh SBS

Patih Gajah Mada adalah salah satu tokoh paling legendaris dalam sejarah Indonesia, terutama pada masa kerajaan Majapahit. Ia dikenal tidak hanya karena kehebatan militernya, tetapi juga karena kebijakan politik yang visioner yang berhasil mempersatukan berbagai kerajaan di Nusantara. Sebagai patih (perdana menteri) Majapahit yang berkuasa pada abad ke-14, Gajah Mada memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan cita-cita besar Majapahit, yaitu "Majapahit sebagai kerajaan yang bersatu di seluruh Nusantara". Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana cara dan gaya Patih Gajah Mada dalam mempersatukan Nusantara melalui berbagai kebijakan, strategi politik, dan diplomasi yang diterapkannya.

Latar Belakang Sejarah

Pada masa Gajah Mada menjabat sebagai patih, Majapahit merupakan sebuah kerajaan besar yang menguasai sebagian besar wilayah Nusantara. Majapahit diperkirakan berdiri sekitar tahun 1293 di bawah raja pertama, Raden Wijaya. Namun, pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389), Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Hayam Wuruk didampingi oleh Patih Gajah Mada yang sangat berpengaruh. Selama periode ini, Majapahit mencanangkan ambisi untuk menyatukan seluruh nusantara di bawah satu kekuasaan, yang dikenal dengan konsep "Dwipantara" (dua dunia) yang menggambarkan Majapahit sebagai pusat dunia yang mempersatukan kerajaan-kerajaan di seluruh wilayah kepulauan Indonesia.

1. Sumpah Palapa dan Semangat Persatuan

Salah satu momen paling terkenal yang mencerminkan tekad Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara adalah Sumpah Palapa. Dalam sumpah ini, Gajah Mada berjanji untuk tidak menikmati palapa (semacam rempah-rempah yang menjadi simbol kenikmatan) sebelum berhasil menyatukan seluruh kepulauan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Sumpah ini bukan sekadar sebuah janji pribadi, tetapi mencerminkan cita-cita besar untuk menyatukan berbagai kerajaan kecil yang tersebar di nusantara.

Dengan sumpah ini, Gajah Mada mengisyaratkan bahwa prioritas utama yang harus dicapai adalah kesatuan Nusantara, dan hal ini menjadi pijakan utama dalam kebijakan politiknya. Gajah Mada sangat menyadari bahwa keragaman suku, budaya, dan agama di Nusantara memerlukan pendekatan yang hati-hati dan strategis agar kesatuan bisa terwujud.

2. Diplomasi dan Koalisi Politik

Salah satu cara yang digunakan oleh Gajah Mada dalam menyatukan Nusantara adalah melalui diplomasi dan pembentukan koalisi politik. Gajah Mada tidak hanya mengandalkan kekuatan militer, tetapi juga keahlian dalam membangun hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya. Salah satu contoh diplomasi sukses Gajah Mada adalah ketika ia berhasil membangun hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan.

Sebagai contoh, ketika Gajah Mada mengirimkan utusan untuk kerajaan-kerajaan di wilayah Sumatra, seperti kerajaan Sunda dan Pasai, ia melakukan pendekatan yang tidak hanya berupa ancaman militer, tetapi juga dengan menawarkan perlindungan dan jaminan kesejahteraan. Sebagai hasilnya, banyak kerajaan yang mengakui supremasi Majapahit secara sukarela, karena mereka melihat bahwa berkoalisi dengan Majapahit akan lebih menguntungkan daripada bertahan sebagai kerajaan yang terisolasi.

Namun, dalam beberapa kasus, ketika diplomasi tidak membuahkan hasil yang diinginkan, Gajah Mada juga tidak ragu untuk menggunakan kekuatan militer untuk memaksa kerajaan-kerajaan yang menentang Majapahit. Salah satu contoh terkenal adalah penaklukan Kerajaan Bali dan Kerajaan Sunda yang sempat menentang dominasi Majapahit.

3. Penggunaan Kekuatan Militer

Meskipun Gajah Mada lebih dikenal sebagai seorang diplomat ulung, ia juga memiliki kemampuan militer yang sangat canggih. Dalam hal ini, gaya kepemimpinan Gajah Mada dapat dikatakan sangat pragmatis. Ia tidak ragu untuk menggunakan kekuatan militer untuk menegakkan supremasi Majapahit dan memaksakan kesatuan Nusantara. Salah satu contoh penting adalah dalam penaklukan kerajaan-kerajaan yang berusaha melawan Majapahit.

Sebagai contoh, Gajah Mada memimpin ekspedisi militer ke Bali pada tahun 1343 untuk menundukkan kerajaan Bali yang pada saat itu berada di bawah pengaruh kerajaan Cina. Ekspedisi ini berhasil membawa Bali kembali ke dalam pengaruh Majapahit. Selain itu, Gajah Mada juga mengirimkan pasukan untuk menaklukkan kerajaan Sunda di Jawa Barat setelah kerajaan tersebut menentang Majapahit. Dengan kekuatan militer yang terorganisir dengan baik, Gajah Mada berhasil mengalahkan mereka dan menambah wilayah kekuasaan Majapahit.

Namun, penggunaan kekuatan ini tidak selalu berarti peperangan besar. Gajah Mada juga dikenal mampu mengendalikan pasukan dengan strategi yang sangat efektif, sehingga bisa meraih kemenangan tanpa perlu mengeluarkan biaya besar dalam hal jumlah prajurit.

4. Peran Ekonomi dan Budaya dalam Menyatukan Nusantara

Selain diplomasi dan kekuatan militer, Gajah Mada juga memahami pentingnya faktor ekonomi dalam menjaga kesatuan Nusantara. Majapahit, di bawah kepemimpinan Gajah Mada, sangat mengandalkan perdagangan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya untuk menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan tetangga, seperti Maluku, Sumatra, dan Kalimantan.

Majapahit menjadi pusat perdagangan yang menghubungkan Timur dan Barat. Keberhasilan Majapahit dalam mengelola perdagangan ini memungkinkan kerajaan tersebut untuk menawarkan keuntungan ekonomi kepada kerajaan-kerajaan lain yang bergabung dengan mereka. Dengan cara ini, Gajah Mada berhasil menciptakan suatu jalinan hubungan yang saling menguntungkan antar kerajaan, yang menjadi dasar kuat untuk persatuan.

Selain itu, Gajah Mada juga sangat memperhatikan peran budaya dalam mempererat hubungan antar kerajaan. Di bawah kepemimpinan Gajah Mada, kebudayaan Majapahit berkembang pesat, dan hal ini tercermin dalam seni, arsitektur, serta sistem keagamaan yang lebih terintegrasi. Kebudayaan Majapahit juga dipengaruhi oleh ajaran-ajaran agama Hindu-Buddha yang menjadi paduan budaya yang mengikat banyak kerajaan di Nusantara.

5. Pengaruh Kebijakan Gajah Mada dalam Warisan Sejarah

Meskipun pada akhirnya, kerajaan Majapahit mengalami kemunduran setelah masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Gajah Mada, tetapi kebijakan politik dan strategi yang diterapkan oleh Gajah Mada tetap memberikan pengaruh yang besar dalam sejarah Indonesia. Konsep "Nusantara" yang disampaikan oleh Gajah Mada mengilhami semangat persatuan yang tetap hidup dalam berbagai bentuk sepanjang sejarah Indonesia, dari masa perjuangan kemerdekaan hingga era modern.

Gajah Mada dikenal sebagai simbol persatuan, dan cita-cita besar yang dibawanya tetap menjadi bagian penting dari narasi sejarah Indonesia. Meskipun Majapahit tidak bertahan lama sebagai kerajaan yang bersatu, visi Gajah Mada tentang kesatuan Nusantara tetap menjadi panutan dalam membangun Indonesia sebagai bangsa yang bersatu.

Kesimpulan

Patih Gajah Mada adalah sosok yang memainkan peran sentral dalam sejarah Majapahit dan Nusantara. Melalui kombinasi diplomasi, kekuatan militer, dan kebijakan ekonomi serta budaya, ia berhasil mewujudkan ambisi besar untuk menyatukan berbagai kerajaan di Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Sumpah Palapa yang ia ucapkan menggambarkan tekad dan semangatnya untuk mempersatukan nusantara, dan hingga saat ini, Gajah Mada tetap dikenang sebagai simbol persatuan dan kebijaksanaan dalam sejarah Indonesia.

Comments

Popular posts from this blog

Download Gratis: Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) Sekolah

Oleh: SBS Valid Pengertian RKJM Sekolah Rencana Kerja Jangka Menengah Sekolah, atau disingkat RKJM , adalah dokumen perencanaan strategis yang disusun oleh satuan pendidikan untuk jangka waktu empat tahun ke depan. RKJM memuat arah kebijakan dan strategi pengembangan sekolah sebagai acuan dalam mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah yang telah ditetapkan. RKJM menjadi pedoman penting dalam menyusun program dan kegiatan tahunan sekolah melalui Rencana Kerja Tahunan (RKT) . Artinya, RKJM tidak hanya menjadi dokumen perencanaan statis, tetapi juga menjadi landasan operasional yang mengarahkan langkah-langkah manajemen sekolah secara sistematis, terukur, dan berkelanjutan. Tujuan Penyusunan RKJM Sekolah Penyusunan RKJM memiliki beberapa tujuan strategis, yaitu: Menjabarkan visi, misi, dan tujuan sekolah dalam bentuk program dan kegiatan yang realistis dan terukur. Menentukan prioritas pengembangan sekolah berdasarkan analisis kondisi riil dan kebutuhan mendesak. Men...

Kerjakan 20 soal tentang Bahasa Indonesia untuk kelas 9 semester genap Kurikulum Merdeka (Kurmer) berikut ini!

  Pilihan Ganda: Di bawah ini yang bukan termasuk jenis teks narasi adalah… a. Cerpen b. Novel c. Puisi d. Legenda Teks eksposisi bertujuan untuk… a. Menyampaikan informasi secara rinci b. Menceritakan suatu peristiwa c. Mengungkapkan pendapat pribadi d. Menyampaikan informasi yang mengandung persuasif Contoh kalimat yang menggunakan kata depan "di" dengan benar adalah… a. Aku pergi di sekolah b. Mereka tinggal di desa c. Buku itu ada di rumah saya d. Dia berada di luar rumah Ciri-ciri teks prosedur adalah… a. Mengandung urutan kejadian yang bersifat fakta b. Menggunakan bahasa yang bersifat naratif c. Mengandung langkah-langkah yang sistematis d. Menggunakan bahasa yang penuh dengan ekspresi pribadi Berikut ini yang merupakan contoh kalimat pasif adalah… a. Dia membaca buku di perpustakaan b. Buku itu dibaca oleh dia c. Saya menulis surat untukmu d. Mereka berlari ke sekolah Kata "mengagumi" adalah contoh bentuk kata… a. Verba transitif b. Verba intransitif...

Hubungan Kegiatan Ngeblog dengan Kegiatan Literasi Siswa Kelas 9 SMP

  Oleh: SBS Valid Di era digital saat ini, kegiatan menulis tidak hanya terbatas pada media cetak, seperti buku dan majalah, tetapi telah berkembang ke dunia maya melalui blog atau platform daring lainnya. Salah satu aktivitas menulis digital yang kini semakin populer adalah ngeblog . Ngeblog adalah kegiatan membuat dan mengelola blog, yaitu media daring tempat seseorang bisa membagikan ide, cerita, opini, dan informasi kepada publik. Bagi siswa kelas 9 SMP, kegiatan ngeblog ternyata memiliki hubungan erat dengan pengembangan literasi , khususnya literasi baca-tulis.