Dedi Mulyadi Sang Gubernur Jabar yang "Fenomenal & Kontroversial"
Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat periode 2025–2030, dikenal sebagai sosok yang mengedepankan nilai-nilai budaya Sunda dalam kepemimpinannya. Lahir di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Subang, pada 11 April 1971, Dedi berasal dari keluarga petani sederhana. Sejak kecil, ia terbiasa dengan kehidupan desa yang penuh kebersamaan, yang membentuk karakter dan jati dirinya yang kuat akan budaya lokal .Gerindra+4Bukamata.id+4Antara News+4
Latar Belakang Pendidikan dan Aktivisme
Dedi menempuh pendidikan di SD Sukabakti, SMP Kalijati, dan SMA Negeri 1 Purwadadi di Subang. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Purnawarman, Purwakarta, dan meraih gelar sarjana hukum pada tahun 1999. Selama masa kuliah, Dedi aktif dalam organisasi kemahasiswaan, menjabat sebagai Senat Mahasiswa dan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam cabang Purwakarta. Keterlibatannya dalam organisasi ini meningkatkan pemahamannya tentang isu-isu sosial dan hukum yang penting .ulasbandung.com+2merdeka.com+2Bukamata.id+2
Karier Politik dan Kepemimpinan
Dedi memulai karier politiknya sebagai legislator. Jiwa aktivisnya hingga saat ini tidak pudar, hal ini membawa dirinya aktif sebagai politisi di pemerintahan. Ia pernah menjabat sebagai Bupati Purwakarta dan kini dipercaya sebagai Gubernur Jawa Barat. Dalam kepemimpinannya, Dedi menekankan pentingnya pembangunan karakter manusia Sunda, dengan menanamkan nilai-nilai kesundaan dalam kehidupan sehari-hari .Bukamata.idPasundan Ekspres
Filosofi Budaya Sunda dalam Kepemimpinan
Dedi Mulyadi sering menampilkan identitas ke-Sundaannya, seperti melalui ikat kepala yang dikenakan dengan nilai filosofis yang kuat. Ia juga kerap mengadakan acara yang berkelindan dengan budaya Jawa Barat di kediamannya, Lembur Pakuan. Bagi Dedi, budaya Sunda sangat filosofis dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam berpolitik .Antara News+5merdeka.com+5Pasundan Ekspres+5
Dalam kampanyenya, Dedi mengusung filosofi "papat kalima tunggal," yang mencerminkan kekuatan budaya Jawa Barat. Ia menekankan pentingnya empat karakter kebudayaan Sunda: Sunda Kulon, Sunda Priangan, Sunda Pantura, dan Sunda Betawi, sebagai pondasi dalam mewujudkan Jawa Barat yang istimewa .Gerindra
Pendekatan Sosial dan Kepedulian terhadap Masyarakat
Dedi dikenal sebagai pemimpin yang merakyat dan peduli terhadap masyarakat. Ia sering turun langsung ke lapangan untuk mendengarkan keluhan dan aspirasi warga. Sebagai contoh, ia pernah menegur anak muda yang menggunakan motor dengan knalpot bising, dan tidak hanya menegur, tetapi juga membantu mereka mengganti knalpot sesuai aturan dengan memberikan dana. Pendekatan ini menunjukkan kepeduliannya terhadap ketertiban dan kenyamanan masyarakat Pasundan Ekspres.Pasundan Ekspres
Kesimpulan
Dedi Mulyadi adalah sosok pemimpin yang mengedepankan nilai-nilai budaya Sunda dalam setiap aspek kepemimpinannya. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat, pengalaman dalam organisasi dan politik, serta pendekatan sosial yang merakyat, Dedi berkomitmen untuk membangun Jawa Barat yang berkarakter dan berbudaya. Filosofi "papat kalima tunggal" yang diusungnya menjadi landasan dalam mewujudkan visi dan misinya sebagai Gubernur Jawa Barat
Comments
Post a Comment